Selasa, 08 Mei 2012

STRATIFIKASI SOSIAL DI NAGARI CANDUANG


STRATIFIKASI SOSIAL DI NAGARI CANDUANG




OLEH:
ABDUL AZIZ
16227/ 2010



PENDIDIKAN SOSIOLOGI ANTROPOLOGI
JURUSAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2011
                                         


KATA  PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, yang telah melimpahkan rahmat dan kurnia-Nya serta taufik dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah etnografi ini dengan judul KEHIDUPAN TUKANG OJEK DI CENDRAWASIH, AIR TAWAR BARAT ”.
Makalah ini ditulis dalam rangka sebagai tugas mata kuliah Etnografi Indonesia. Terima kasih penulis ucapkan kepada dosen pembimbing dan rekan-rekan sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa makalah ini kurang dari kesempurnaan, oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi setiap pembaca. Amiin yaa rabbal aalamiin.


                                                                                                             Padang,  25 Mei 2011     

                                                                                                                   ABDUL AZIS






                                                                                                                   i
DAFTAR ISI
Kata Pengantar……………………………………………………………..……………   i
Daftar Isi…………………………………………………………………… …………...   ii
Bab I Pendahuluan………………………………………………………………………   1
1.1  LatarBelakang……………………………………………………………….   1
1.2  Permasalahan…………………………..……………………………………    2
1.3  Tujuan………………………………………………………………………..   2
1.4  Manfaat………………………………………………………………………   2
1.5  MetodologiPenelitian………………………………………………………..    3
1.5.1 Metode Studi Pustaka………………………………………………….   3
1.5.2 Metode Wawancara……………………………………………………    3
1.5.3  Metode Observasi……………………………………………………..    3
1.6 Landasan Teori………………………………………………………………    3
Bab II DeskripsiLokasiPenelitian…………………………………………………..        5
2.1 Deskripsi Lokasi……………………………………………………………………..    5
2.2 Ilustrasi Denah……………………………………………………………………….    5
Bab III Pembahasan……………………………………………………………………...    6
            3.1  Kehidupan tukang ojek di cendrawasih Air tawar barat……………… ….       6         
            3.2  Etika-etika dalam pelaksanaan ojek di cendrawasih.......................................    7          
3.3 kehidupan sosial tukang ojek di cendrawasih……………………………….      8
Bab III Penutup…………………………………………………………………………       10      
DaftarPustaka…………………………………………………………………………         11
Lampiran………………………………………………………………………………..       12
PedomanWawancara……………………………………………………………       12                             Foto-Foto………………………………………………………………………..       13


                                                                                                                                                ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
            Semakin sulitnya kehidupan ekonomi pada saat sekarang ini mengakibatkan orang akan melakukan apa saja yang dapat mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari asalkan halal. Berbagai macam profesi digeluti oleh masyarakat indonesia untuk mendapatkan yang namanya uang agar dapat terus bertahan diera modrenisasi dan globalisasi yang dihadapi untuk sekarang ini. Dimana tuntutan krhidupan yang semakin hari semakin sulit danmencekik masyarakat. Apa-apa yang akan di beli masyarakat harganya mahal-mahal. Mulai dari pekerja kasar sampai kepada pejabat-pejabat negara yang dengan lengangnya menjalni kehidupan ini dengan mudah tanpa melihat kepada fenomena yang terjadi pada masyarakat sederhana ke bawah.
 Tukang ojek sudah tidak aneh lagi kedengaranya ditelinga kita ini. Tukang ojek adalah profesi yang lumayan memegang peranan penting juga dalam kehidupan sehari-hari karena dengan jasa tukang ojek orang dapat dengan cepat menuju tempat yang diinginkan. Tanpa di hantui dengan yang namanya macet di kota Padang tepatnya. Tukang ojek adalah ptofesi yang memerlukan kucuran keringan dan perjuangan untuk mengeluti profesi ini, bekerja di bawah terik matahari berbeda dengan profesi supir angkot yang dapat berlindung dari sinar matahari. Dalam makalah ini penulis meneliti tukang ojek di cendrawasih, Air Tawar barat
Beberapa faktor seperti meningkatnya tuntutan masyarakat akan angkutan, tidak mencukupinya lapangan pekerjaan bagi sebagian anggota masyarakat, kurang mencukupinya angkutan umum yang tersedia baik dari segi jumlah maupun pelayanan, dan masih banyaknya lokasi-lokasi yang tidak terjangkau angkutan umum yang resmi serta masih terdapatnya silih pendapat tentang keberadaan ojek; melatar belakangi penulis untuk ingin lebih memahami masalah sosial tersebut. Menulis tentang tukang ojek juga didorong oleh ketertarikan penulis, dimana keberadaan ojek tetap dibutuhkan walaupun di beberapa jalan tertentu telah tersedia angkutan yang resmi, sehingga menjadikan ojek secara normatif melanggar. Sesungguhnya keberadaan ojek menjadi pesaing bagi angkutan yang resmi maupun antar tukang ojek itu sendiri, karena ojek tidak diatur dalam ketentuan perundang-undangan. Mereka sehari-hari begitu aktif mengantar penumpang pada rute-rute angkutan resmi dengan memungut ongkos. Tidak seperti angkutan resmi pada umumnya, tidak terdapat kewajiban membayar pajak bagi ojek karena memungut biaya dari masyarakat. Untuk lebih jelasnya penulis menguraikan pada bagian pembahasan.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang diangkat dalam karya tulis (Etnografi) ini adalah sebagai berikut :                1. Bagaimana kehidupan ekonomi tukang ojek di cendrawasih, Air Tawar Barat?                                        2 Apakah etika-etika dalam pelaksanaan ojek di Cendrawasih, Air Tawar barat?
      3. Bagaimana hubungan sosial tukang ojek dengan masyarakat sekitar?

1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan karya tulis (Etnografi) ini adalah sebagai berikut:
  1. Menjelaskan kehidupan ekonomi tukang ojek di cendrawasih, Air Tawar Barat.
  2. Menjelaskan tentang etika-etika dalam pelaksanaan ojek pada tukang ojek di cendrawasih, Air  Tawar Barat.
  3. Menjelaskan hubungan sosial tukang ojek di cendrawasih, dengan masyarakat sekitar.

 1.4 Manfaat
Dengan adanya penulisan karya ini, penulis berharap karya ini bermanfaat untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan pembacanya, juga bermanfaat bagi masyarakat baik masyarakat dari kalangan bawah maupun bagi kalangan atas, agar mereka yang kalangan atas dapat melihat bagaimana fenomena yang terjadi pada masyarakat yang berprofesi sebagai tukang ojek, terutama dalam hal publikasi dan dokumentasi. Serta dapat dijadikan sebagai pedoman oleh pemerintah untuk memperhatikan bagaimana kehidupan masyarakat yang berprofesi sebagai tukang ojek. Supaya kehidupan masyarakat yang berprofesi sebagai tukang ojek mempunyai kehidupan yang lebih layak tepatnya tukang ojek di cendrawasih, Air tawar barat.

1.5 Metodologi Penelitian

Untuk menunjang hasil observasi ini, penulis menggunakan beberapa metode seperti metode studi pustaka, wawancara, observasi dan investigasi.

1.5.1 Metode Studi Pustaka

Metode studi pustaka adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan pengetahuan (konsep dan teori) mengenai hal-hal yang dibahas dan berkaitan dengan isi penelitian yang menyangkut masalah referensi dalam pembuatan karya ini.

1.5.2 Metode Wawancara

Metode wawancara adalah metode yang dilakukan dengan mengadakan wawancara kepada narasumber, masyarakat maupun orang yang berhubungan dengan penelitian.

1.5.3  Metode Observasi

Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan terjun langsung lapangan atau objek.

1.5.4 Investigasi

Investigasi adalah suatu penelitian atau observasi yang dilakukan langsung oleh penulis bekerjasama dengan pihak-pihak yang berwenang terhadap objek-objek yang diteliti oleh penulis.
1.6 Landasan Teori
            Dalam kehidupan bermasyarakat tentunya ada yang namanya interaksi soaial. Suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor anatara lain: imitasi, sugesti, identifikasi dan simpati. Dengan faktor-faktor yang diatas dapat mempengaruhi hubungan tukang ojek dengan masyarakat sekitar kampus baik dosen maupun mahasiswa dan staf-staf universitas lainya.
            Menurut Gillin dan Gillin, interaksi social merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyakut hubungan anatara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia maupun orang perorangan dengan kelompok perorangan.Apabila dua orang bertemu,interaksi social di mulai pada saat itu, mereka saling tegur menegur, berjabat tangan, saling berbicara, aktifitas semacam itu merukakan bentuk-bentuk interaksi sosial (soekanto,2009:55). Berarti dalam pelaksanaanya terjadinya interaksi antara tukang ojek dengan pelangan sudah merupakan sebuah interaksi dimana disini terjadi saling tegur sapa antara tukang ojek dengan pelanganya.
            Dalam proses pelaksanaan ojek adanya pos-pos atau pangkalan, ini juga dapat diartikan bahwa tukang ojek ini secara tidak langsung membentuk kelompok sosial, menurut Rolland L. Warred”kelompok social adalah suatu kelompok orang yang terdiri dari dua atau lebih individu yang diantara mereka terjadi yag namanya interaksi yang dapat di pahami oleh para anggotanya”
            Menurut F. Tonnis membagi dua kelompok social yakni paguyuban(gameinscaf) dan patembayan(gaselscaf). Paguyuban yaitu kelompok social yang memiliki hubungan atau ikatan batin yang murni dan bersifat alamiah dan kekal. Patembayan adalah kelompok social yang bersifat pokok yang sifatnya sementara yang terbentuk hanya pikiran belaka. Jadi kelompok yang terbentuk antara tukang ojek tadi merupakan hubungan patembayan dimana diantara mereka memiliki hubungan batin antara yang satu dengan yang lain.











BAB II
GAMBARAN BATAS PENELITIAN
2.1 Deskripsi Lokasi
               Untuk mendapatkan data yang akurat penulis melakukan penelitian di sebuah pangkalan ojek di daerah Cendrawasih, Air tawar Barat.
2.1.2 Ilustrasi Denah
                      Ke UNP                                                                                      tabing                                                                     
  1
 
                                             Simp.cendrawasih                     








     2
 





 
U                                                                                                                                      
S                                            

Ket:
1=Lokasi Penelitian (pangkalan ojek)
2=Mini Market Yosi






BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Kehidupan Ekonomi
          Dengan melihat fenomena-fenomena yang terjadi dewasa ini dan pada kenyataan yang ada, masalah ekonomi menjadikan permasalahan yang semakin menyudutkan. Tingkat pengangguran semakin meningkat, lapangan pekerjaan semakin sulit untuk dijangkau. Apapun pekerjaannya kadang dilakukan asal menghasilkan uang. Dengan melihat perkembangan perekonomian sekarang ini, tidak menutup kemungkinan manusia mencari pekerjaan tidak sesuai dengan kemampuan maupun keahliannya. Hanya untuk menjadikan dapur mengepul dan kesejahteraan manusia banting tulang mencari nafkah. Dengan melihat kenyataan ini, berbagai masalah timbul di depan mata, pengangguran, tingkat kemiskinan menjadikan sampul kehidupan manusia. Salah satu pekerjaan yang dapat kita lihat yaitu profesi sebagai Tukang Ojek. Termasuk tukang ojek di daerah Cendrawasih, Air Tawar barat.
               Dengan melihat kehidupan di zaman era-globalisasi ini, negara kita Indonesia sedang mengalami kondisi ekonomi yang sangat buruk. Hampir sebagian masyarakat mengalami krisis moneter yang berkepanjangan. Selain itu, tingkat pengangguran yang melonjak tinggi menyebabkan masyarakat sulit bertahan hidup khususnya yang telah berkeluarga. Mereka yang telah berkeluarga namun tidak memiliki pekerjaan dan pendidikan yang setara, sulit untuk menafkahi anak dan istrinya. Tanpa pendidikan yang layak, kita tak akan bisa bekerja pada profesi yang formal seperti bekerja di sebuah perusahaan dan memiliki jabatan. Solusi terbaik bagi seseorang yang tidak berpendidikan adalah dengan menjadi tukang ojek, ini merupakan profesi yang sangat mudah untuk mereka kerjakan dan lakukan, bagi mereka-mereka tersebut.               
               Sekarang ini, profesi tukang ojek mulai mem-booming ketika krisis moneter merajalela. Banyak perusahaan terpaksa tutup dan mem-PHK karyawannya, banyak karyawan beralih kepekerjaan menjadi seorang tukang ojek. Untuk menjadi tukang ojek modalnya memang hampir nihil. Cukup memiliki sepeda motor bahkan, kalau tidak memilikipun bisa menyewa dari bandar ojek seharga sekitar Rp.25.000 sampai Rp40.000 /harinya. Selain itu, mudahnya mengajukan kredit motor juga menjadi alasan mengapa jumlah tukang ojek meningkat tajam. Menurut hasil penilitian yang dilakukan penghasilan mereka yang Rp. 25.000 sampai Rp. 40. 000 tadi, tidak mencukupi kebutuhan mereka mulai dari kebutuhan dapur sampai kepada kebutuhan sekolah anak-anak mereka. Inilah yang menjadi fenomena pada tukang ojek di Cendrawasih, Air Tawar barat. Bagi mereka penghasilan yang mereka dapatkan sudah mencukupi kebutuhanya tetapi untuk kebutuhan seklah anak mereka belum tercukupi, ada diantara mereka yang tak sanggup menyekolahkan anak mereka sampai ke tingkat yang lebih lajut, tetapi ada diantara mdreka yang mempunyai anak yang kuliah di perguruan tinggi itupun dari hasil beasiswa yang anak mereka dapatkan.
3.2 Etika Dalam Pelaksanaan Ojek
                Siapa yang tidak mengenal profesi tukang ojek, di kota besar seperti di Padang,  maupun di kampung-kampung hampir semuanya terdapat tukang ojek. Tukang ojek sangat membantu kita mengejar waktu untuk tiba di tempat tujuan karena kondisinya yang memungkinkan untuk tetap berjalan di sela-sela kemacetan. Bahkan ada tukang ojek yang “stand by” di pangkalan sampai larut malam. Tukang ojek yang baik mempunyai etika yang tertulis maupun tidak tertulis.                                                                               Ada beberapa Etika sebagai tukang ojek, yaitu :
1.      Memiliki SIM
2.      Menggunakan helm dan menyediakan helm bagi penumpang
3.      Mengendarai motor dengan tertib
4.      Mematuhi rambu lalu lintas
5.      Memiliki pangkalan yang tetap agar tidak berkerumun di sembarang tempat

Pada pengojek di Cendrawasih umumnya mereka membentuk paguyuban ataupun kelompok. Yang sering kita jumpai pos-pos ojek dimana pos-pos tersebut ada yang resmi dan tidak resmi,yang ada di cendrawasih ini adalah pangkalan ojek yang tidak resmi berdasarkan data yang didapat penulis, tetapi tidak ada yag menggugat selama pangkalan ini berdiri, tetapi keduanya hampir sama dengan pembagian kerjanya karena dalam melakukan aktivitasnya tukang ojek di Cendrawasih, Air Tawar Barat memiliki pola tertentu seperti dengan tingkat rutinitas yang tinggi yaitu pola satu putaran mulai dari pagi sampai sore, atau dengan pola beberapa putaran yakni 1-2 hari dengan pulang satu kali. Kadangkala, persepsi tentang tukang ojek selalu negatif. Persepsi tersebut nantinya kita anggap sebagai penyimpangan dari profesi sebagai tukang ojek.misalnya saja, fenomena tentang pangkalan ojek. Ketika penumpang ojek sepi kadang kala Tukang ojek menjadi propokator dalam hal tidak inginkan ada aktivitas yang dilakukan tidak ada, maka mereka mencari aktivitas yang menurut kita sungguh meresahkan. Aktivitas itu meliputi berjudi di pangkalan, minum-minuman keras, pembunuhan, pemerkosaan dan tabrakan.
Tanpa harus mengurangi jam kerja mereka, maka aktivitas seperti itu justru disenangi. Sambil menunggu giliran penumpang para tukang ojek berjudi. Sebenarnya, tukang ojek itu bekerja untuk mencari uang halal tetapi mereka menyalahgunakan kesempatan tersebut bahkan, hasil dari ngojeknya itu digunakan untuk berjudi bukan untuk menafkahi keluarganya. Itulah yang mereka tuturkan dan keluhan mengenai anggapan orang menggenai tukang ojek.
Kegiatan para tukang ojek yang seperti inilah yang wajib di tumpas, di beri sanksi dan kalo perlu diberi pengarahan. Sanksi yang patut diberikan seperti diberi tugaran dan di laporkan ke pihak yang berwajib. Pemerintah seharusnya peka dan tidak membiarkan hal ini semakin merajalela. Ambil saja contoh instansi kepolisian, seharunya pihak instansi tersebut memberikan pengarahan kepada tukang ojek sehingga mereka menjadi profesi ganda yang semakin disukai dan digemari dengan alasan menambah pemasukan sehingga tukang ojek tidak berpangku tangan dengan menghadapi sepinya penumpang. Sebenarnya masih banyak hal yang harus dikerjakan untuk mencari pekerjaan sampingan guna untuk menambah penghasilan tiap harinya baik secara formal maupun informal. Cara pandang tukang ojek harus diubah sehingga pekerjaannya mulia dimata Sang Pencipta dan Khalayak Umum.
3. Hubungan Sosial
               Dalam pelaksanaan ojek tentunya tukang ojek melakukan yang namanya interaksi dengan mayarakat di sekitaran Cendrawasi, Air Tawar barat, baik itu dengan siswa, mahasiswa, guru, dosen serta dengan masyarakat umum. Hubungan social yang terjalin hanya bersifat sementara selama penumpang masih berada di atas motor tukang ojek, dimana terjadi saling kontak antara tukang ojek dengan penumpangnya.
               Pandangan orang tentang tukang ojek yang menganggap tukang ojek itu kasar, tidak bermoral,kriminalitas itu hanya pandangan orang yang salah terhadap tukang ojek, itu tergantung kepada individu tukang ojek itu sendiri, memang ada yang bersifat seperti anggapan-anggapan orang terhadap tukang ojek tadi. Tetapi tidak semua tukang ojek mempunyai sifat seperti anggapan masyarakat, ada juga yang memiliki sifat yang baik dan bermoral. Jadi hubungan antara tukang ojk dengan masyarakat sekitar hanya bersifat sementara dan hubungan yang terjalin cukup harmonis dan saling menjaga antara satu dengan yang lain. Ada kalnya konflik itu dapat terjadi antara tukang ojek dengan masyarakat, tetapi konflik yang terjadi tidajk terlalu penting karena hubungan mereka hanya sebatas penumpang dengan sopirnya.














BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dengan melihat kehidupan di zaman era-globalisasi ini, negara kita Indonesia sedang mengalami kondisi ekonomi yang sangat buruk. Hampir sebagian masyarakat mengalami krisis moneter yang berkepanjangan. Selain itu, tingkat pengangguran yang melonjak tinggi menyebabkan masyarakat sulit bertahan hidup khususnya yang telah berkeluarga. Mereka yang telah berkeluarga namun tidak memiliki pekerjaan dan pendidikan yang setara, sulit untuk menafkahi anak dan istrinya. Tanpa pendidikan yang layak, kita tak akan bisa bekerja pada profesi yang formal seperti bekerja di sebuah perusahaan dan memiliki jabatan. Solusi terbaik bagi seseorang yang tidak berpendidikan adalah dengan menjadi tukang ojek, Kehidupan tukang ojek tetapi tidak terlalu memberikan jaminan penghasilan kepada mereka.           Dalam pelaksanaanya terdapat etika-etika yag harus di penuhi oleh tukang ojek dan hubungan antar tukang ojek dengan masyarakt sekitar hanya bersifat sementara.
4.2 Saran
            Selama ini terdapat anggapan-anggapan yang negative terhadap tukang tukang ojek, maka penulis berharap agar masyarakat menghilangkan anggapan yang tidak baik tadi . sebaiknya  pemerintah melihat masyarakat bawah Yang berprofesi sebagai tukang ojek.







DAFTAR PUSTAKA
Soekanto, Soerjono. 2009. SosiologiSuatuPengantar. Jakarta: Rajawali Press.




























LAMPIRAN
  1. Pedoman wawancara
Pertanyaan kepada anggota sekaligus pangkalan ojek Cendrawasih, Air Tawar Padang/?

1.      Berapa rata-rata penghasilan sehari-hari?
2.      Bagaimana kehidupan ekonomi bapak?
3.      Bagaimana hubungan tukang ojek disini dengan masyarakat dsetempat?
4.      Bagaimana etika dalam ojek?
5.      Apa saja syarat-syarat menjadi tukang ojek?
6.      Bagaimana para tukang ojek disini menyikapi konflik-konflik yang sering timbul?
7.      Berapa orang anggota ojek disini per hari?
8.      Bagaimana sistim ojek disini?
9.      Apa pendapat bapak tentang perekonomian di Indonesia?
10.  Bagaiman bapak menyikapi kekurangan-kekurangan dalam kehidupan bapak?
  1. Data informan
Nama                         : Suprianto
Tempat/tanggal lahir : Padang /22 juli 1982
Umur                          : 29 tahun
Jabatan                        : Anggota sekaligus Ketua Pangkalan Ojek










  1. Foto-Foto


Gambar 1. Para tukang ojek sedang menunggu penumpang.

Gambar 2. Seorang tukang ojek sedang menikmati sebatang rokoknya.



                                                                                                                                                                                                                                                                       




Tidak ada komentar:

Posting Komentar