BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang
Stratifikasi Sosial adalah pembedaan masyarakat ke
dalam kelas-kelas secara bertingkat atau Hirarkis, yang wujudnya adalah kelas
tinggi dan kelas yang lebih rendah. Sistem pelapisan tersebut merupakan ciri yang
tetap dan umum. Soerjono Soekanto (1982) mengatakan bahwa barang siapa yang
memiliki suatu yang berharga, misalnya tanah,uang,ternak dan sebagainya dengan
jumlah yang sangat banyak dianggap oleh masyarakat berkedudukan dalam lapisan
atas. Bagi mereka yang hanya memiliki sedikit sesuatu dan berharga tersebut
dianggap tidak mempunyai kedudukan dalam masyarakat.
Dalam hal ini, membahas mengenai
stratifikasi sosial di Jorong III suku Kecamatan canduang Kabupaten agam. Dimana pada masyarakat jorong III suku yang 90 persen masyarakatnya
adalah bermata pencaharian sebagai petani dan 10 persen nya adalah bekerja
sebagai PNS, berdagang dan sebagainya.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang
diangkat dalam karya tulis (sosiologi
pedesaan) ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana bentuk
stratifikasi di jorong III suku, kec. Canduang, kab. Agam? 2. Apakah dasar dari pelapisan sosial di jorong III suku, kec.
Canduang, kab, Agam?
3. Apakah
pengaruh adopsi inovasi di jorong III suku kec, canduang, kab.Agam?
1.3 Tujuan
Tujuan pembuatan makalah (sosiologi
pedesaan) ini adalah sebagai
berikut:
- Menjelaskan bentuk stratifikasi di jorong III suku, kec,canduang kab. Agam
- Menjelaskan dasar terbentuknya stratifikasi di jorong III suku, kec.canduang, kab. agam
- Menjelaskan pengaruh adobsi, inovasi di jorong III suku,kec, canduang, kab Agam.
1.4 Manfaat
Dengan adanya penulisan makalah ini, penulis
berharap makalah ini bermanfaat untuk menambah khasanah ilmu pengetahuan
pembacanya, juga bermanfaat bagi masyarakat baik masyarakat dari kalangan bawah
maupun bagi kalangan atas, agar
masyarakat dari kalangan atas juga tahu bagaimana bentuk stratifikasi yang ada
di jorong III suku kec,canduang, kab. Agam. Sehingga terbentuk kehidupan yang
harmonis tidak ada terjadi konflik antara masyakat kelas atas dengan masyarakat
kelas bawah sehingga tercipta keteraturan sosial di dalam masyrakat jorong III
suku, kec. Canduang Kab. Agam
1.5 Metodologi Penelitian
Untuk menunjang hasil observasi ini, penulis menggunakan
beberapa metode seperti metode studi pustaka, wawancara, observasi dan
investigasi.
1.5.1 Metode Studi Pustaka
Metode studi pustaka adalah metode yang digunakan untuk
mendapatkan pengetahuan (konsep dan teori) mengenai hal-hal yang dibahas dan
berkaitan dengan isi penelitian yang menyangkut masalah referensi dalam
pembuatan karya ini.
1.5.2 Metode Wawancara
Metode wawancara adalah metode yang dilakukan dengan
mengadakan wawancara kepada narasumber, masyarakat maupun orang yang
berhubungan dengan penelitian.
1.5.3 Metode Observasi
Metode observasi adalah metode yang dilakukan dengan
terjun langsung lapangan atau objek penelitian.
1.5.4 Investigasi
Investigasi adalah suatu penelitian atau observasi yang
dilakukan langsung oleh penulis bekerjasama dengan pihak-pihak yang berwenang
terhadap objek-objek yang diteliti oleh penulis.
1.6 Landasan Teori
Menurut Pitrim A. Sorokin
stratifikasi sosial adalah pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas
“secara bertingkat (hierarkis)” perwujudannya adalah kelas “tinggi dan kelas
yang Lebih rendah”. Begitu halnya dengan stratifikasi sosial (lapisan sosial)
pada masyarakat jorong III suku Kec. Canduang Kab. Agam, dimana terdapat pembedaan
tingkatan dari berbagaisegi kehidupan dalam masyarakat seperti sistem
kepemilikan teknologi, rumah, serta mata pencarian.
BAB II
Deskripsi Lokasi Penelitian
2.1 Deskripsi Lokasi
Untuk mendapatkan data yang akurat, penulis melakukan
observasi langsung ke lapangan dimana tempatnya yaitu di daerah Jorong III suku
Kec.Canduang Kab. Agam, dimana batas wilayah Jorong III Suku, bagian Utara
berbatasan dengan Kecamatan Baso, bagian selatan Berbatasan dengan Gunung
Merapi dan kec. Banuhampu Sungai Puar, bagian Timur berbatasan dengan Kec. Baso
dan Kab. Tanah datar, dan bagian Barat berbatasan dengan kota Bukittinggi dan
Kec. Tilatang kamang.
2.1.2 Ilustrasi Denah
BAB III
PEMBAHASAN
3.1
Bentuk dan dasar terbentuknya stratifikasi
di jorong III suku, kec. Canduang, kab. Agam
Adapun stratifikasi (pelapisan) yang terdapat di jorong
III suku ini, dapat di lihat dari segi pendidikan, pekerjaan, kepemilikan
tanah, peralatan maupun dari segi bangunan perumahan yang dimiliki oleh
penduduk setempat. Menurut data yang diperoleh dari informan yaitu wali jorong
III suku, yaitu Bapak Iwan Warasa menyatakan bahwa “ di jorong III suku
terdapat 24 Kepala keluarga yang tergolong kepada keluarga miskin dari jumlah
seluruh kepala keluarga di jorong ini yaitu, total jumlah 116 Kepala Keluarga.
Selebihnya terdaftar 92 Kepala Keluarga yang tergolong penduduk atau keluarga
menengah ke atas”.
Dilihat dari segi pendidikan, rata-rata penduduk jorong
III suku ini tamatan SMA dan sederajat, namun di zaman sekarang para penduduk
sudah menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke tingkat perguruan tinggi. Pada
tahun 2007 di data sekitar 11 persen penduduk jorong III suku bekerja sebagai
PNS, dan sisanya sebagai petani. Pada tahun 2010 yang bekerja sebagai PNS
melonjak naik menjadi 25 persen. Pada zaman sekarang ini rata-rata sudah banyak
yang melanjutkan sekolahnya, seperti halnya dari yang mendapatkan gelar D3
kemudian melanjutkan ke S1. Jadi di jorong III suku ini penduduknya lebih
banyak mengutamakan pendidikan.
Dilihat dari segi pekerjaan, rata-rata penduduk jorong
ini bermata pencarian sebagai Petani, seperti berladang dan bersawah, akan
tetapi tidak tertutup kemungkinan ada beberapa penduduk yang berprofesi sebagai
guru maupun dosen dan ada pula yang memiliki profesi rangkap yaitu, sebagai
Guru maupun Sebagai petani. Tetapi disini tidak hanya khusus bersawah saja,
juga ada dari penduduk yang semula memiliki sawah, menjadi beternak seperti
bertenak kerbau, itik, ayam dan kambing.
Selebihnya ada juga ibu-ibu rumah tangga yang membuka usaha
kecil-kecilan didepan rumah yang disebut
Lapau atau Kedai, namun ada juga barang dagangannya yag dibawa kepasar seperti
ke pasar Bukittinggi. Namun ada juga ibu rumah tangga yang membuka usaha
sendiri dibidang kerajinan tangan yaitu menjahit, menyulam. Tetapi kerajinan
tangan di jorong III suku ini kurang aktif dikarenakan mereka hanya membuat
kerajinan tangan ketika ada pesanan dan barang yang dibuat hanya sesuai dengan
pesanan saja.
Disini terdapat tingkat mata pencarian Penduduk :
-
PNS Lapisan Atas
-
Petani sekaligus
pemilik lahan tanah Lapisan
Menengah
-
Pegadagang /
kerajinan tangan
Lapisan Menengah
-
Penggarap lahan
Lapisan Bawah
Dilihat dari segi kepemilikan tanah khususnya di bidang
pertanian. Terdapat penggolongan kepemilikan yaitu tanah Pusako Sikumbang,
jambak, dan piliang. Selain itu terdapat sistem pembagian upah dari pemilki
tanah ke penggarap. Di jorong ini penggarap umumnya bukan penduduk asli jorong
III suku melainkan para pendatang misalnya, dari solok, tabek patah, batu taba.
Menurut data yang diperoleh dari informan yaitu bapak Marzal (48) di jorong III
suku ini terdapat dua pembagian dalam segi upah dan gaji untuk para penggarap.
Dari segi tenaga pekerjaan atau penggarap ada yang mengerjakan sendiri atau
individu atau memakai tenaga anggota kelompok utuk mengelola tanah, dan ada
juga yang melalui sistem upah dngan memanfaatkan tenaga penggarap.
- Gaji harian dengan memakai tenaga kerbau, penggarap diberi upah sebesar Rp 60.000/ hari. Orang yang bekerja sebagai penggarap itu harus memiliki kerbau, karena di jorong III suku ini hewan ternak seperti kerbau tidak bisa untuk dipinjamkan kepada orang lain.
- Gaji tahunan atau sistem borongan, ada yang memakai mesin bajak, traktor dan tenaga kerbau, penggarap diberi gaji sebesar 10 persen dari hasil sawah. Misalnya, 40 sumpik padi dibagi 10 persen untuk para penggarap yaitu 4 sumpik.
Dilihat dari segi peralatan yang digunakan untuk membajak
sawah misalnya, cangkul, bajak, tali bajak dengan kerbau dan sisir untuk
penghalusan. Terdapat dua kelompok, ada yang memakai tenaga mesin ( traktor )
dan pakai tenaga kerbau, itu semua tergantung kepada permintaan kepemilikan
tanah. Jumlah kelompok penggarap sawah yang didapat dari informan yaitu bapak
Marzal (48) yang berprofesi sebagai petani yaitu sebanyak 9 orang perkelompok.
Tenaga kerbau atau kerbau itu sendiri adalah kepunyaan dari penggarap, namun
ada juga kerbau milik kelompok atau kaum.
Dilihat dari segi bangunan yang terdapat di jorong III
suku ini adalah dapat dilihat dari segi perekonomian penduduk. Rumah penduduk
di jorong III suku ini tidak ada yang dikatakan rumah yang terlalu miskin
karena disetiap rumah rata-rata sudah memiliki satu kendaraan bermotor ditiap
rumah. Dilihat dari bangunan rumah di jorong III suku ini terdapat dua kelompok
bagian bangunan rumah:
- Bangunan rumah gadang kurang lebih terdapat 17 rumah
- Terdapat 99 rumah yang terbuat dari bangunan tembok
Adanya
pencampuran dari penduduk asli dan pendatang baik itu dari sistem mata
pencaharian maupun karena perkawinan.
-
Masuknya teknologi yaitu pemisah antara
penduduk yang memakai peralatan bajak, memakai tenaga kerbau, umumnya golongan
kebawah.
-
Penduduk yang
menggunakan peralatan mesin traktor untuk membajak, biasanya petani golongan
menengah keatas, yang memiliki profesi rangkap, PNS dan petani.
Berdasarkan
kedudukan dalam adat terdapat angku, setelah itu datuak dan dibawahnya kaum. Di
jorong III suku ini, terdpat tiga macam suku yaitu jambak, sikumbang, piliang,
diantara III suku ini masyarakat ini hidup harmonis dan berdampingan. Di jorong
III suku ini termasuk desa yang cukup mendapatkan bantuan, misalnya bantuan
dari pemerintah seperti raskin.
Masyarakat III suku ini memiliki
kesatuan organisasi IPPCK ( ikatan pemuda pemudi canduang koto laweh ) dan
organisai panji saiyo. Menurut data yang diperoleh dari bapak Ramli (58) dan
Oki (35) yang salah satu anggota panji saiyo ini. Kelompok ini mencakup
keperternakan ikan dan kelompok tani. Organisasi ini memiliki 10 orang dalam
satu kelompok. organisasi ini baru terbentuk kurang lebih tiga minggu yang lalu
sedangkan organisasi IPPCK ( ikatan pemuda pemudi canduang koto laweh ) yang
didirikan oleh masyarakat asli canduang, yang pergi merantau misalnya, merantau
kejakarta yang pulang kekampung halaman. Organisasi ini aktif disaat libur
panjang atau memanfaatkan acara hari raya idul fitri, dan belum lama ini
diadakan acara yaitu penanaman seribu pohon.
Bentuk
stratifikasi di jorong III suku kecamatan canduang kabupaten Agam adalah
Stratifikasi terbuka, dimana di jorong III suku ini masyarakat bisa saja naik
strata dari strata yang rendah ke strata yang lebih tinggi tergantung kepada
usaha dari orang tersebut dalam berusaha, sehingga strata yang ada pada
masyarakat jorong III suku ini adalah terbuka. Usaha mereka memberikan mereka
peluang untuk menjadi lebih tinggi kedudukanya, selain dengan usaha juga ada
faktor keberuntungan dari individu tersebut. Apa bila keberuntungan dari
individu tersebut untuk naik strata maka dia akan naik strata, seperti yang
terjadi di jorong III suku ini, ada sebuah keluarga yang derajatnya terangkat
karena anaknya yang sukses menjadi dosen dan ada juga yang jadi penguasaha di
negri orang.
3.2
Pengaruh adobsi,
inovasi di jorong III suku,kec, canduang, kab Agam.
1. Pengaruh adopsi dan inovasi terhadap masyarakat jorong
III suku ini adalah dengan masuknya teknologi menyebabkan adanya stratifikasi
diantara masyarakat yang mempunyai teknologi dengan yang tidak mempunyai
teknologi.
2. Dilihat dari segi kesehatan atau pemikiran mengenai
tenaga kesehatan, masyarakat sekarang sudah menyeluruh memakai jasa bidan untuk
berobat, melahirkan dibandingkan dengan tenaga dukun sehingga kesehatan
masyarakat jorong III suku sudah baik.
3. Banyaknya penduduk yang sudah memiliki kendaraan seperti
motor, mobil, dan peralatan pertanian seperti traktor.
Di jorong III suku ini sudah
memiliki lembaga kesehatan masyarakat yang bernama POLINDES ( poli bidan dan
desa ). Menurut informan di Polindes tersebut yaitu bidan Hisli Harni (32) yang
merupakan bidan di tempat itu. Di Polindes terdapat dua maccam bidang pelayanan
kesehatan masyarakat yaitu Jamkesda (jaminan kesehatan daerah) dan Jamkesmas (
jaminan kesehatan masyarakat ). Menurut data dasar yang dikeluarkan oleh bidan
Polindes terdapat kelas-kelas pembagian atau pemisah dalam penanganan kesehatan,
yang dilihat dari segi umur. Yang dipisahkan yaitu bayi, balita, PUAS (pasangan
usia subur), WAS (wanita usia subur), data tersebut diambil setiap awal
tahun
Penduduk yang
dilayani dibidang kesehatan di Polindes ini yaitu penduduk yang sudah menentap
selama 6 bulan di jorong III suku ini, sehingga baru bisa dikeluarkan atau
dimasukan kedalam data dasar Polindes ini. Dari segi pengobatan tidak ada
pengelompokan ataupun pelapisan pelayanan yang dilakukan dari golongan kaya,
sederhana, dan umum. Biaya yang dikenakan secara menyeluruh. Rata-rata penyakit
yang di dderita masyarakat yaitu jenis penyakit hispa, maaq, demam, penyakit
ringan seperti flu. Biaya yang dikenakan per orang dengan membeli karcis
sevesar Rp.3500 yang merupakann ketentuan dari fasilitas Polindes.
BAB IV
PENUTUP
- KESIMPULAN
Dari
data yang diperoleh di jorong III suku Kecamatan Canduang Kabupaten Agam
stratifikasi yang dieproleh atau dapat dilihat dari segi pendidikan, adat, pekerjaan, kepemilikan
tanah, peralatan, maupun dari segi bangunan perumahan yang dimiliki oleh
penduduk setempat. Adapun dasar terbentuknya pelapisan sosial di jorong III
suku ini dengan adanya pencampuran dari penduduk asli dan pendatang, masuknya
teknologi, penduduk yang menggunakan peralatan mesin traktor untuk membajak.
Adanya pengaruh pelapisan sosial adopsi, inovasi di jorong III suku ini yang
dapat dilihat dari segi kesehatan dan banyaknya penduduk yang sudah memiliki
kendaraan
B. SARAN
Berdasarkan makalah yang kami buat,
mungkin tidak lah semuanya sempurna. Maka dari itu kami menyarankan, kalau
seandainya penulisan isi ada yang salah mohon di beri kritikan atau saran
kepada kami, agar untuk berikutnya bisa kami ubah. Selain itu, kami berharap
semoga apa yang kami tulis di makalah ini dapat memberikan tambahan khasanah ilmu pengetahuan
bagi kita semua, tidak hanya untuk kami sebagai si peneliti, tetapi juga
bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
DAFTAR
PUSTAKA
Soekanto, Soerjono. 2009. SosiologiSuatuPengantar. Jakarta:
Rajawali Press.
LAMPIRAN
A.
Pedoman wawancara
1. Pertanyaan yang diajukan kepada wali jorong :
a. Berapa jumlah penduduk di jorong III suku ini pak?
b. Apa saja pekerjaan penduduk di jorong III suku ini?
c. Bagaimana kedudukan masyarakat jorong III suku berdasarkan
adatnya pak?
d. Bagaimana kedudukan masyarakat berdasarkan kepemilikan
lahan pak?
e. Baggaimana pendidikan masyarakat di jorong III suku ini
pak
f. Apakah ada penduduk pendatang di daerah ini pak ,lantas
apakah ada konflik antara penduduk pendatang dan pribumi?
g. Apakah ada terjadi konflik anatara warga yang berlainan
kelas?
2. Pertanyaan yang di ajukan kepada seorang bidan di
Polindes :
a. Bagaimana kesehatan masyarakat di jorong III suku ini
buk?
b. Apakah alat-alat kesehatan disini sudah mencukupi?
c. Apakah ada pembedaa
pengobatan antara orang kaya dan miskin buk?
d. Bagaimana sistem pelayanan kesehatan disini buk?
e. Apa dampak kepada masyarakat setelah adanya inovasi dalam
kesehatan ini buk?
3. Pertanyaan kepada seorang warga yang berprofesi sebagai
petani :
a. Apakah pekerjaan yang bapak tekuni sekarang?
b. Bagaimana sistem pertanian disini pak?
c. Apa pengaruh dari adopsi dan inovasi di bidang pertanian
disini pak?
d. Apakah pernah terjadi konflik antar petani pak?
e. Barapa buah kelompok tani disini pak dan bagaimana
prosedur kerja dari masing-masing kelompok tani tersebut?
4. Pertanyaan pada seorang warga sekaligus anggota kelompok
tani :
a. Berapa buah kelompok tani disini pak?
b. Masing-masing kelompok tani apakah ada perbedaan ngak
dalam sistem kerjanya?
c. Kan ada usaha bersama bagaimana sistem pembagian hasilnya pak?
d. Apa dampak kepada masyarakat dengan adanya kelompok tani
ini pak?
e. Apakah ada konflik antara petani dengan penduduk yg
berprofesi sebagai PNS?
B.
Data informan
Nama : Irawan Warosa Nama : Oki
Umur : 48 tahun Umur :35 tahun
Pekerjaan :
Wali jorong Pekerjaan : Petani
Nama : Hisli harni Nama : Marzal
Umur : 32 tahun Umur : 48 tahun
Pekerjaan : Bidan Pekerjaan : Petani
C.
Lampiran foto
ANGGOTA
KELOMPOK
BANGUNAN
SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
BANGUNAN
SEKOLAH DASAR
BANGUNAN RUMAH
PENDUDUK
PEKERJAAN IBU
RUMAH TANGGA
PEKERJAAN
PENDUDUK JORONG III SUKU
PERALATAN
PERTANIAN
PELAKSANAAN
PENELITIAN